Main Article Content

Abstract

This study is aimed to describe the implementation of learning history in high school equivalency programs. This study uses the descriptive qualitative method. Data were collected by interviews, documentation, and observation. Data analysis technique use qualitative analysis inductive models with purposive sampling technique. The results of this study are: first, planning learning history in high school equivalency program started from In-House Training for educators in high school equivalency program which practiced in the preparation of the learning device are appropriate to the curriculum; second, the implementation of learning history in high school equivalency program involves three patterns of learning consisting of 20% face-to-face interaction, 30% tutorials, and 50% independent activity; third, constraints in the implementation is the readiness of learners in receiving learning materials, learning infrastructure, and the competence of educators in conveying the teaching of history; fourth, evaluation of learning history in high school equivalency program is equal to the formal school.

Keywords

learning history non-formal education high school equivalency program

Article Details

How to Cite
Windarsari, R., Sunardi, S., & `DjonoD. (2017). Learning History on High School Equivalency Program . Yupa: Historical Studies Journal, 1(2), 145-159. https://doi.org/10.30872/yupa.v1i2.99

References

  1. Abdulhak, I. & Suprayogi, U. 2011. Penelitian Tindakan dalam Pendidikan Nonformal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
  2. Agung S., L & Wahyuni, S. 2013. Perencanaan Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
  3. Aman. 2012. Pengembangan Model Evaluasi Program Pembelajaran Sejarah di SMA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 16 (2). 437-456.
  4. Azhar. 2011. Model Pembelajaran Kewirausahaan pada PKBM Binaan SKB Kabupaten Temanggung. Jurnal Kependidikan. 41 (1), 11-22.
  5. Ciptasari, D. R. 2015. Manajemen Program Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket C “Harapan Bangsa” di UPTD SKB Ungaran Kabupaten Semarang. Journal of Non Formal Education and Community Empowerment, 4 (2), 115-120.
  6. Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif: Teori dan Praktik dalam Pengembangan Profesionalisme bagi Guru. Jakarta: AV Publisher.
  7. Desmawati, L., Suminar, T., & Budiartati, E. 2011. Penerapan Model Pendidikan Kecakapan Hidup pada Program Pendidikan Kesetaraan di Kota Semarang. Semarang: UNNES.
  8. Hamidah, S., Rahmawati, F., & Jaedun, A. 2013. Pembelajaran Soft Skills Terintegrasi Bagi Penumbuhan Karakter Pekerja Profesional Bidang Boga. Jurnal Kependidikan, 43 (2), 164-173.
  9. Hermawan, I. K. D. 2012. Kinerja Pendidikan Kesetaraan sebagai Salah Satu Jenis Pendidikan Nonformal. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 18 (1), 65-84.
  10. Jannah, M. 2013. Pendidikan Seumur Hidup dan Implikasinya. Jurnal Dinamika Ilmu, 13 (1). 1-16.
  11. Miles, M.B. & Huberman, A. M. 2002. Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjetjep Rohendi R. Jakarta: UI-Press.
  12. Misco, T. & Petterson, N. C. 2009. An Old Fad of Great Promise: Reverse Chronology History Teaching in Social Studies Classes. Journal of Social Studies Research, 33 (1), 71-90.
  13. Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  14. Niron, M.D., Budiningsih, C.A., dan Pujiriyanto. Rujukan Integratif dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Jurnal Kependidikan, 43 (1), 19-31.
  15. Patton, M. Q. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  16. Puspawati, P. 2012. Penyusunan dan Pengembangan KTSP Program Pendidikan Kesetaraan. Diunduh di http://dikporasruweng.blogspot.co. id/2012/02/penyusunan-dan-pengembangan-ktsp.html diakses pada Jumat, 24 Juni 2016 pukul 13:31.
  17. Retnawati, H., Kartowagiran, B, Hadi, S, dan Hidayati, K. (2011). Identifikasi Kesulitan Peserta Didik dalam Belajar Matematika dan Sains di Sekolah Dasar. Jurnal Kependidikan, 41 (2), 162-174.
  18. Soepardjo. 2013. Kontribusi Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Sikap Kebangsaan terhadap Prestasi Belajar Sejarah. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 17 (1), 108-126.
  19. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
  20. Supardi. 2014. Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran Sejarah Lokal. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2 (1), 91-99.
  21. Sutisna, A. 2015. Pengembangan Model Bimbingan Teknis Berkelanjutan dalam Meningkatkan Kompetensi Tutor Paket C. Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI, 10 (2), 93-101.
  22. Sutopo, H. B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
  23. Suyitno, I., Kamal, M., Sunoto, & Suherjanto, I. 2016. Teknik Pembelajaran Observasi Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Kependidikan. 46 (1), 14-28.
  24. Tuahunse, T. 2009. Hubungan Antara Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia dengan Sikap Terhadap Bela Negara. Jurnal Kependidikan. XXXIX (2), 21-34.
  25. Waspodo, M. 2009. Peran Tutor dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Andragogi. Jurnal Ilmiah VISI, 4 (1), 63-70.
  26. Yin, R. K. 2002. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.