Main Article Content

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan seputar latar permasalahan sebagai penyebab awal munculnya gejolak sosial di Bima. Gejolak sosial ini diinisiasi oleh masyarakat Donggo yang lebih dikenal dengan istilah ‘Peristiwa Donggo 1972’. Metode yang digunakan yaitu metode penulisan sejarah yang terdiri dari empat tahapan, antara lain; heuristik, kritik sumber (verifikasi), interpretasi dan historiografi. Hasil kajian menunjukan bahwa sikap dan kebijakan rezim Orde Baru yang cenderung represif, otoriterian, dan militeristik memunculkan kesadaran kritis dari masyarakat Donggo menggugat rezim yang berkuasa. Secara historis, gugatan massa atas rezim Orde Baru di tingkat lokal lahir karena adanya romantisme Dou Donggo dengan Sultan Bima XV yang dianggap berhasil membangun daerah Bima dengan pendekatan kulturalnya. Faktor lain yang tidak kalah penting karena adanya organisasi IPMDB-Jakarta sebagai tempat berkumpulnya aktor-aktor intelektual yang mendesain gerakan massa sehingga melahirkan gerakan sosial di Bima tahun 1972.

Keywords

Gejolak Sosial Orde Baru Bima

Article Details

How to Cite
Aksa, A. (2022). Gejolak Sosial di Bima Tahun 1972 Era Orde Baru (Melacak Akar Historis). Yupa: Historical Studies Journal, 6(1), 1-17. https://doi.org/10.30872/yupa.v6i1.785

References

  1. Abdullah, Taufik & A. B. Lapian. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah VII: Pasca Revolusi. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
  2. Aksa. 2012. Dualisme dalam Tubuh HMI: Studi Tentang Perpecahan HMI Terhadap Penerapan Azas Tunggal Pancasila (1978-1998). Skripsi. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
  3. Al-Quran Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus Sunnah.
  4. Boland. B. J. 1985. Pergumulan Islam di Indonesia 1945-1972. Jakarta: PT. Grafiti Pers.
  5. Crouch, Harold. 1978. The Army and Politics in Indonesia. Ithaca. Cornel University Press.
  6. Fatah, Eep Saefullah. 1998. Catatan Atas Gagalnya Politik Orde Baru. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  7. Haris, Syamsuddin (ed). 2010. Mengenal Tuan Guru Imam Haji Abdurrahman Idris. Bima: Pustaka Darul Hikmah.
  8. Haryono. 2012. Militer dalam Politik, dalam Abdullah, Taufik & A. B. Lapian. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah VII: Pasca Revolusi. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
  9. Just, Peter. 2000. Dou Donggo Justice: Conflict and Morality in an Indonesian Society: Rowman & Little field Publishers.
  10. Kako, Mustahid H. dan La Nora, Ghazaly Ama. 2017. Peristiwa Donggo 1972: Sketsa Pergolakan Politik Bima Era Orde Baru. Mataram: PT. Suara Niaga Nusantara (Lombok Post Group).
  11. Kako, Mustahid H. 2013. Peristiwa Donggo di Pentas Nasional Tahun 1972: Mengungkap Peristiwa Penangkapan, Penyiksaan, dan Hukuman Semasa Orde Baru. Mataram: Lombok Post.
  12. Karim, Rusli. 1999. Negara dan Peminggiran Islam Politik. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  13. Rangga R, Ridha. 2011. Gerakan Sosial Masyarakat Donggo Tahun 1972: Kisah Elit-Elit Terkalahkan. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.
  14. Said, Salim. 1992. Genesis of Power, General Sudirman and The Indonesian Military in Politics 1945-1945. Singapura-Jakarta: ISEAS-Pustaka Sinar Harapan.
  15. Satriani, Septi. 2014. Dinamika Peran Elit Lokal dalam Pilkada Bima 2010. Yogyakarta. Penerbit Andi.
  16. Shambazy, Budiarto. 1990. ‘Sipil dan Militer: Siapa Harus Lebih Dominan’ dalam Menuju Masyarakat Baru Indonesia: Antisipasi Terhadap Tantangan Abad XXI. Jakarta: Gramedia.
  17. Subari. 2017. Pergolakan Politik di Bima Pada Masa Orde Baru: Peristiwa Donggo 1972. Tesis. Makassar: PPs Universitas Negeri Makassar.
  18. Subari, S., & Anwar, A. (2021). Hegemoni Elit-Elit Lokal Donggo dalam Membangun Gerakan Sosial di Bima Tahun 1972. Yupa: Historical Studies Journal, 5(2), 91-100.
  19. Thubany, Syamsul Hadi. 2005. Pilkada Bima 2005: Era Baru Demokratisasi Lokal Indonesia. NTB: Bina Swagiri-Fitra Tuban-Salut NTB Kemitraan.