Main Article Content

Abstract

Tingginya kasus covid 19 di Banjarmasin seakan mengulangi sejarah. Pandemi virus mematikan pada kenyataannya bukanlah hal baru. Sekitar satu abad silam, tepatnya pada tahun 1918-1919, flu Spanyol yang mengguncang dunia melanda Banjarmasin. Pada saai itu, Banjarmasin berstatus sebagai ibukota Karesidenan Borneo bagian selatan dan timur. Flu tersebut dinamakan "demam panas” oleh masyarakat Banjar. Sebanyak 1.424 orang tercatat menjadi korban penyakit influenza. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yang terdiri dari tahapan heurisik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pandemi flu spanyol di Banjarmasin dan sekitarnya diduga berasal dari para penumpang kapal laut yang berlayar dan pulang dari Singapura ke Banjarmasin, Bawean, dan Batavia, seperti kapal S. S. Camphuys, S. S. Van Hoorn, S. S. Van Rees, dan S. S. Senang. Masyarakat Banjar telah menggunakan obat-obat tradisional untk melawan pandemi ini sebelum obat medi ditemukan, seperti temulawak. Di samping pengobatan tradisional, masyarakat mempercayai hubungan pandemi dengan hal-hal metafisik. Mereka percaya bahwa penderita telah melanggar pantangan adat.

Keywords

pandemi flu spanyol Banjarmasin Kalimantan Selatan

Article Details

How to Cite
Mansyur, M. (2020). Pandemi Flu Spanyol di Banjarmasin, Karesidenan Borneo bagian Selatan dan Timur (1918-1920). Yupa: Historical Studies Journal, 4(1), 9-19. https://doi.org/10.30872/yupa.v4i1.205

References

  1. Addi, M. Idhom, "Update Corona di Dunia Hari Ini 24 Juni 2020 & Data Korban Terkini", https://tirto.id/update-corona-di-dunia-hari-ini-24-juni-2020-data-korban-terkini-fK54
  2. Departement van Zaken Oversee. (1892). Verslag van bestuur en staat van Nederlandsch-Indie, Suriname en Curacao. Netherlands : Departement van Zaken Oversee.
  3. Dewi, Nofita Rusdiana. (2013). “Wabah Influenza di Jawa Tahun 1918-1920”. Jurnal Avatara, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume1, No 2, Mei.
  4. Dienst der volksgezondheid. (1920). MededeelIngen van den Dienst der Volksgezondheid in Nederlandsch-Indie. Dutch East Indies : Dienst der volksgezondheid.
  5. ederlandsch-Indië, Volume 46, 1906
  6. Fikri, "Catat 2.326 Kasus Covid-19 di Kalsel, Hampir Separuh Berasal dari Banjarmasin", dalam https://kanalkalimantan.com/catat-2-326-kasus-covid-19-di-kalsel-hampir-separuh-berasal-dari-banjarmasin/
  7. Nurenee, Lee. (2011). "A Plague O’ Both Your Houses: Medicine, Power, and the Great Flu of 1918-1919 In Britain And Singapore". A Thesis Submitted for the Degree of Master of Arts Department of History National University of Singapore.
  8. Rafando Lie, "Seabad Flu Spanyol", dalam https://historia.id/sains/articles/seabad-flu-spanyol-DBKbm
  9. Rukmantara, Arie (2009). "When Sneeze Kills: Indonesia's Influenza Pandemic of 1918" Executive Summary Seminar Pandemi Influenza 1918 Di Hindia Belanda, 15 Oktober 2009 di Kampus UI, Depok yang diselenggarakan Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Kampus Universitas Indonesia.
  10. Staten-Generaal. (1925). Verslag der Handelingen der Staten-Generaal. Bagian 2. Netherlands : Staten-Generaal. Eerste Kamer.
  11. Susilowati, Endang. (2004). “Pasang Surut Pelayaran Perahu Rakyat di Pelabuhan Banjarmasin, 1880-1990”. Disertasi dalam bidang Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Ilmu Sejarah, Universitas Indonesia.
  12. Wibowo, Priyanto dkk. (2009), Yang Terlupakan: Pandemi Influenza 1918 di Hindia-Belanda, Jakarta: kerjasama antara Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Unicef Jakarta & Komnas FBPI.
  13. Yaspen Martinus, "Update Kasus Covid-19 di Indonesia 24 Juni 2020: Bertambah 1.113, Pasien Positif Jadi 49.009 Orang", dalam https://wartakota.tribunnews. com/2020/06/24/update-kasus-covid-19-di-indonesia-24-juni-2020-bertambah-1113-pasien-positif-jadi-49009-orang.