Main Article Content

Abstract

Melalui metode sejarah, artikel ini membahas tentang pergolakan politik yang terjadi di Kasultanan Demak dan ambisi Arya Penangsang sebagai Sultan Demak ke-4 sejak tahun 1546-1549. Pergolakan politik tersebut timbul pasca wafatnya Sultan Trenggono sebagai Sultan Demak ke-3 1546 dan mengangkat anaknya yaitu Sunan Prawoto sebagai Sultan Demak ke-4. Pengangkatan tersebut menimbulkan kekecewaan yang mendalam terhadap Arya Penangsang karena menilai dirinyalah yang berhak menjabat sebagai Sultan Demak ke-4. Sebelum Sultan Trenggono diangkat menjadi Sultan Demak ke-3, terjadi sebuah peristiwa pembunuhan Pangeran Sekar Seda Lepen, yang tidak lain adalah ayah dari Arya penangsang hal tersebut menjadi dasar kekecewaan sekaligus pangkal dari permasalahan pergolakan politik di Kasultanan Demak. Pergolakan politik di Kasultanan Demak tidak berhenti sampai disitu, munculnya sosok baru dari menantu Sultan Trenggono yang digadang-gadang mampun mengemban tugas sebagai Sultan yang dijagokan oleh Sunan Kalijaga, menambah rumit pergolakan politik di Kasutanan Demak dan ambisi Arya Penangsang dalam usahanya menuntut balas atas kematian ayahnya serta merebut kembali tahta Sultan Demak kembali kepada dirinya.

Keywords

Kesultanan Demak Politik Arya Penangsang Jaka Tingkir

Article Details

How to Cite
Mukti, A. J. N., & Sulistyo, W. D. (2020). Pergolakan Politik Kasultanan Demak dan Ambisi Arya Penangsang sebagai Sultan Demak ke-4 Tahun 1546-1549. Yupa: Historical Studies Journal, 3(2), 69-78. https://doi.org/10.30872/yupa.v3i2.170

References

  1. Abdullah, R. (2015). Kerajaan Islam Demak: Api revolusi islam di tanah Jawa. Solo: AL Wafi Publishing.
  2. Abimanyu, S. (2013). Babad Tanah Jawi Terlengkap dan Terasli. Jogjakarta: Laksana.
  3. Adji, K. B & Achmad, S. W. (2014). Sejarah Raja-Raja dari Mataram Kuno Hingga Mataram Islam. Yogyakarta: Araska.
  4. Azmi, M. (2017). Islam di Kalimantan Selatan pada Abad Ke-15 sampai Abad Ke-17. Yupa: Historical Studies Journal, 1(1), 38-47.
  5. Budiardjo, Meriam. (1982). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
  6. Cholisin. (2007). Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: UNY Press
  7. Daliman. (2012). Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
  8. De Graaf, P. (1985). Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa: Kajian Sejarah Politik abad ke-15 dan ke-16. Jakarta: Grafiti Pers.
  9. Hayati, C. d. (2000). Peranan Ratu Kalinyamat di Jepara pada abad 16. Jakarta: CV Prima Putra.
  10. Kartono, Kartini. (1989). Pendidikan Politik Sebagai Bagian dari Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Penerbit Mandar Maju
  11. Mahfud, M. Y, Sumarno, Handayani, S. (2015). Konflik Politik Kerajaan Demak setelah Wafatnya Sultan Trenggono Tahun 1546-1549. UNEJ. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/63600?show=full.
  12. Muljana, S. (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LKIS.
  13. Noer, Deliar. (1983). Pengantar ke Pemikiran Politik. Jakarta: Rajawali.
  14. Purwadi. & Maharsi. (2005). Babad Demak: Perkembangan Agama Islam di Tanah Jawa. Jogjakarta: Tunas Harapan.
  15. Purwadi. (2010). Babad Tanah Jawa. Yogyakarta: Panji Pustaka.
  16. Susetya, W. (2011). Karebet vs Penangsang: Perebutan Tahta Pasca Runtuhnya Majapahit. Jakarta: Imania.
  17. Wahyudi, A. (2009). Joko Tingkir Berjuang Demi Takhta Pajang. Pustaka Narasi.