Main Article Content

Abstract

This article aims to discover the process of changing ownership and moving locations, as well as trace the process of development and subsequent changes in Rumah Limas in the South Sumatra State Museum environment. The method used is the historical method which consists of four stages, namely: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The results showed that this Limas House had changed ownership and places six times. At the beginning of its construction, this house was located inside the Kuto Besak Palace, then moved by the Dutch Colonial Government to near the Sekanak River, then moved again outside Palembang City (Marga Batun and Pemulutan) and finally returned to Palembang (behind the Palembang Gemeente Office). In 1933, the Dutch made this Limas House as a Gemeente Museum until the entry of Japan into Palembang. After independence, this house was used as the Bari Museum Palembang, then due to construction reasons this house was moved again to the neighborhood of the South Sumatra State Museum (Balaputra Dewa) and stayed until now.

Keywords

The Limas House Museum South Sumatra

Article Details

How to Cite
Wargadalem, F. R., & Dewantara, B. P. (2024). The Continuity of Limas House of Pangeran Syarif Ali in South Sumatra from Dutch to Present. Yupa: Historical Studies Journal, 8(2), 298-312. https://doi.org/10.30872/yupa.v8i2.2905

References

  1. Abdulghani., Tarmin., Sati., Plasmana, B. (2019). Pengenalan Rumah Adat Sebagai Ekpresi Budaya Tradisional. Dharmasisya, 1(1), 517-529.
  2. Alimansyur, M. Personal Interview with Bima Pranata Dewantara. August, 10 2022
  3. Angraini, Y. (2016). Sejarah Perekonomian di Palembang: Studi Atas Produksi Es Balok dan Air Bersih PT. Alwi Assegaf 1929-1998. Skripsi. Universitas Negeri Islam Raden Fatah Palembang.
  4. Auliahadi, A.A., et al. (2011). Sejarah dan Perkembangan Museum Kerinci. JAMBE: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 3(2), 1-9.
  5. Aziz, I., & Aziz, A. M. A. (2022). Limas House Horizontal Proportion and Dulang Module: The Collectivism of Austronesian, Buddhism, Hinduism, Taoism, and Islam in Palembang History. Journal of Islamic Architecture, 7(2), 171-181.
  6. Aziz, I., et al. (2020). Dulang Module In Determining The Proportion Of Bengkilas In Palembang Limas House. International Journal of Civil Engineering and Technology (IJCIET), 11(4), 14-23.
  7. Bank Indonesia. “Detail Uang 10.000 Rupiah.” Website Bank Indonesia. Retrieved February 27, 2023. (https://www.bi.go.id/id/rupiah/gambar-uang/Detail-Uang.aspx?Bahan=Kertas&ID=30)
  8. Berg, L.W.C.,van den. (2010) Orang Arab di Nusantara, Jakarta, Komunitas Bambu.
  9. Djohan, H. (1988). 82 Tahun Pemerintahan Palembang. Palembang: Humas Kotamadya Daerah Tk. II Palembang
  10. Hanafiah, R.M.A. Personal Interview with Bima Pranata Dewantara. August, 10 2022
  11. Heryani, Y. (2006) Gelar Kebangsawanan Kaitannya Dengan Rumah Limas Palembang. Palembang: Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Dinas Pendidikan Nasional Museum Sumatera Selatan.
  12. Java Gouvernement Gazette, May, 30 1812
  13. Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Tiara Wacana Yogya: Yogyakarta.
  14. Luciani, Reta & Malihah, Elly. (2020). Local Wisdon Analysis of Rumah Limas in Sumatera Selatan. Indonesia Journal of Sociology, Education, and Develoment, 2 (1), 1-9.
  15. Mita, A. (2019). Palembang Shi pada Masa Pemerintahan Jepang 1942-1945. Lembaran Sejarah, 15(2), 103-120.
  16. Munandar, A.A., et al. (2011). Sejarah Permuseuman Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Keratif.
  17. National Archives of the Republic of Indonesia (ANRI) Palembang Bundle No. 62.2.
  18. Onze Overzeesche Gewesten, May, 5 1933
  19. Pratama, Y. (2019). Rumah Limas: Refleksi Sejarah Alkuturasi Kebudayaan Masyarakat Sumatera Selatan. Jambura History and Culture Journal, 1(1), 26-37.
  20. Putra, D.T.A., & Wargadalem, F. (2020). Pemberontakan PRRI Sumatra Selatan Tanpa Dewan Garuda. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 14(2), 32-44. doi:http://dx.doi.org/10.17977/um020v14i22020p32-44
  21. Samsudin, I., & Iwan, M. (2020) Rumah Limas dan Lamban Ulu Ogan. Palembang: Museum Negeri Sumatera Selatan.
  22. Saragih, M., et al. (2002). Buku Panduan Museum Negeri Sumatera Selatan. Palembang: Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
  23. Sary, R.K. (2015). Rumah Limas Palembang Warisan Budaya Yang Hampir Punah. Jurnal Berkala Teknik, 5 (2), 856-863.
  24. Schitger, F.M. (1937). The Archeology of Hindoo Sumatra. Leiden: Brill.
  25. Siswanto, A. (2013) Arsitektur Tradisional Sumatera Selatan (Seri 1). Yogyakarta: Percetakan Pohon Cahaya.
  26. Sutaarga, M.A. (1998). Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta.
  27. Syarofie, Y. Personal Interview with Bima Pranata Dewantara. August, 20 2022
  28. Syukri, A. (2016). Relasi Sosiologis Syyid Hadrami dengan Kesultanan Palembang. Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden Fatah.
  29. Wargadalem, F.R. (2017). Kesultanan Palembang dalam Pusaran Konfli (1804-1825). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
  30. Wijaya, A.A. et al. (2021). Nilai-nilai Kearifan Lokal Rumah Adat Kajang Lako di Jambi. Ciksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 10 (1), 60-69.
  31. Wijaya, A.A. et al. (2020). Pedoman Museum Negeri Sumatera Selatan. Palembang: Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.