Continuity and Change of Silat Pelintau as a Cultural Heritage of the Tamiang Community in Aceh Tamiang Regency
DOI:
https://doi.org/10.30872/yupa.v8i1.2756Keywords:
Continuity, Change, Silat Pelintau, Cultural Heritage, Malay TamiangAbstract
Silat Pelintau is a traditional art of the Tamiang Malay ethnic community which originates from local wisdom and then became a performing art and underwent changes in function and use. Specifically, this research aims to determine the exact continuity and changes of Silat Pelintau in the Tamiang Malay community over several periods in Aceh Tamiang Regency. The research method used is descriptive qualitative. The continuity and changes of silat pelintau in the Tamiang Malay Ethnic community have connected periods within a certain period of time up to the present. The continuity of Silat Pelintau itself starts from colonialism, independence, the New Order, and up to the present.
Downloads
References
Herdijat, A. (2012). Genjring Bonyok dan Tardug di Subang Jawa Barat: Kajian Kontinuitas, Perubahan, dan Struktur Pertunjukan (Doctoral dissertation, Universitas Sumatera Utara).Alan P. Merriam (1964) The Antropology of Music. Chicago. Northwestern University Press
Bahar, M. (2017). Filsafat Kebudayaan dan Sastra (Dalam Perspektif Sejarah). Jurnal Imu Budaya, Vol.5 No.1.
Bahar, H., Teori dalam Penelitian Kualitatif,http://tatikbahar.blogspot .com/2011/01/teori- dalam penelitian-kualitatif.html, diakses Juni 2023
Boskoff, A. 1964. Recent “Teory of Social Changes” dalam Werner J. Cahmandan Alfin Boskoff, ed., Sociology and History : Theory and Research. London: The Free Press Glencoe.
Davidson, G. C, McConville. 1991. A Heritage Handbook. St Leonard.
Titib, I.M. Persepsi Umat Hindu di Bali Terhadap Svarga, Naraka, dan Mokûa Dalam Svargarohaóaparva: Perspektif Kajian Budaya; , Ph.D; 2006, https://serbaserbihindubali.blogspot.com/2012/07/teori-perubahan.html, diakses juni 2023
Colombijn, F 1994. Paco-Paco (Kota) Padang. Sejarah Sebuah Kota Di Indonesia Pada Abad Kedua Puluh Dan Penggunaan Ruang Kota. BWSB.
Galla, A. 2001. Guidebook for the Participation of Young People in Heritage Conservation. Brisbane: Hall and jones Advertising.
Asnan, G. 2006. Pemerintahan Sumatera Barat Dari VOC hingga Reformasi. Penerbit Citra Pustaka. Yogyakarta.
Hendropuspito, OC. D. 1989. Sosiologi Sistemik. Yogjakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: RinekaCipta.
Lawrance. N.W. 2014. Social Research Methods. Qualitative And Quantitative Approaches: Pearson New International Edition, London : Pearson Education Limited
Martono, N. 2016. Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern dan Poskolonial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Moeloeng, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.
Nurdin, M. 1972. Selajang Pandang Budaya Aceh Timur, Banda Aceh :Pemkab Aceh Timur
Piliang, Y.A. 2000. Sebuah Dunia yang Dilipat; Realitas Kebudayaa Menjelang Milenium Ketiga dan Matinya Posmodernisme. Bandung: Mizan
Ranjabar, J. 2017. Perubahan Sosial Teori-Teori dan Proses Perubahan Sosial Serta Teori Pembangunan. Bandung : Alfabeta
Sedyawati, E, 1995. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Sinar Harapan
Sibarani, R. 2012. Kearifan Lokal Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta : Asosiasi Tradisi Lisan
Sinar, L. (2002). Kebudayaan Melayu Sumatera Timur. Universitas Sumatera Utara Press.
Syani, A. 1995. Sosiologi Dan Perubahan Masyarakat. Pustaka Jaya. Unila Bandar Lampung
Sztompka, P. 2017. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Kencana
Marshall, VW, Clarke, PJ. 2007. Ensiklopedia Gerontologi.
Wandiman. 2003. Tamiang Dalam Lintas Sejarah, Banda Aceh : Yayasan Sri Ratu Safiatuddin.
Koenjaranigrat. 2002. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: Gramedia Pustaka.
