Main Article Content

Abstract

Selama ini konsep gender perempuan Banjar masih kabur. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya penelitian tentang konsep gender dalam budaya Banjar secara historis. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kondisi sosial masyarakat Banjar yang membentuk konsep gender abad XVIII-XX dan mendiskripsikan konsep gender perempuan Banjar secara kronologis dalam kurun abad XVIII-XX pula. Penelitian ini menggunakan metode sejarah; heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini menemukan fakta sosial dalam masyarakat Banjar senantiasa selalu berubah tergantung pada kondisi politik dan ekonomi yang terjadi. Walau demikian, konsep gender perempuan Banjar seakan tidak berubah. Perempuan diberi ruang dan peluang yang luas untuk berperan dalam sektor publik-produktif, tentu dengan tidak melupakan tugas keperempuanannya di rumah tangga sebagai ibu dan isteri. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan sosial tidak dapat mengubah konsep gender perempuan Banjar.

Keywords

gender perempuan Banjar

Article Details

How to Cite
Mursalin, M. (2020). Perempuan Banjar: Kajian Awal Tentang Sejarah Gender Abad XVIII – XX. Yupa: Historical Studies Journal, 3(2), 49-58. https://doi.org/10.30872/yupa.v3i2.165

References

  1. Anis, M. Z. A. (1994). Struktur Birokrasi dan Sirkulasi Elite di Kerajaan Banjar Abad XIX. Universitas Gadjah Mada.
  2. Azmi, M. (2017). Islam di Kalimantan Selatan pada Abad Ke-15 sampai Abad Ke-17. Yupa: Historical Studies Journal, 1(1), 38-47.
  3. Fatimah, S. (2010). Fujinkai (Women’s Asosiation). In P. Post, W. H. Fredrick, I. Heidebrink, & S. Sato (Eds.), The Encyclopedia of Indonesia in The Pacific War: In Cooperation with The Netherland Institute for War Documentation. Brill.
  4. Ideham, M. S., Sjarifuddin, Usman, A. G., Anis, M. Z. A., & Wajidi (Eds.). (2003). Sejarah Banjar. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
  5. Jahmin, J. (1986). Raja, Lada dan Pedagang: Kasus Kota Banjarmasin Medio Abad 17-18. Fakultas Pasca sarjana Universitas Gadjah Mada.
  6. Mansyur, Mursalin, & Wajidi. (2019). Terima Kasih Untukmu Pahlawan: Biografi 4 Pahlawan Nasional dari Kalimantan Selatan (Wajidi (Ed.)). Arti Bumi Intaran.
  7. Mansyur, Wajidi, Sari, M. P., Hairini, S. M., Syakura, A., & FazlurRahman. (2018). Sejarah Gerakan Kepemudaan di Kalimantan Selatan (Wajidi (Ed.)). Graha Cendikia.
  8. Nadhiroh, W. (2017). Religious and Gender Issues In the Tradition of Basurung and the Polygamy of Banjar Tuan Guru in South Kalimantan. Al-Albab, 6(2), 263. https://doi.org/10.24260/alalbab.v6i2.674
  9. Nawawi, R. (1980). Sejarah Revolusi Kemerdekaan (1945-1949) Daerah Kalimantan Selatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  10. Nazimah, S. (2015). Ratu Zaleha 1880-1953: Perjuangan Terakhir Perempuan Banjar. Universitas Lambung Mangkurat.
  11. Noor, Y., Mansyur, & Sayyidati, R. (2018). Adipati Danoeradja Tumenggung Dipanata. Graha Cendikia.
  12. Ohorella, G. ., Sutjiatningsih, S., & Ibrahim, M. (1992). Peranan Wanita Indonesia dalam Masa Pergerakan Nasional. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  13. Rahmadi. (2010). Jaringan intelektual ulama Banjar abad XIX dan XX. Antasari Press.
  14. Saleh, M. I., Asnawi, A., Koroh, A. A., Yustian, D., & Syah, Y. (1977). Sejarah Daerah Kalimantan Selatan. Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  15. Saleh, M. I., Jamal, B., Koroh, A. A., & Yustian, D. (1977). Sejarah Daerah Tematis Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan. Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Pusat.
  16. Sjamsuddin, H. (2014). Pegustian & Temenggung: Akar Sosial, Politik, Etnis, dan Dinasti Perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah 1859-1906 (II). Ombak.
  17. Subiyakto, B. (2010). Saudagar Wanita dan Bisnis Garam. https://subiyakto.wordpress.com/2010/04/30/saudagar-wanita-dan-bisnis-garam/
  18. Ven, V. der. (1860). Aanteekeningen Omtrent het Rijk Bandjarmasin. Lange & Co.
  19. Vidiadari, I. S. (2017). Relasi Gender dalam Kolom Humor “Si Palui” di Banjarmasin Post (Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough pada Kolom Humor Si Palui di Banjarmasin Post). ARISTO, 5(2), 259–290. https://doi.org/10.24269/ARS.V5I2.488
  20. Wajidi. (2015). EKSISTENSI PARTAI INDONESIA RAYA (PARINDRA) DI KALIMANTAN SELATAN, 1935-1942. Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 7(1), 17. https://doi.org/10.30959/patanjala.v7i1.80
  21. Wajidi. (2017). Nasionalisme dan Revolusi Indonesia di Kalimantan Selatan 1900-1950. Universitas Lambung Mangkurat.
  22. West, C., & Zimmerman, D. H. (1987). Doing Gender. Gender & Society, 1(2), 125–151. https://doi.org/10.1177/0891243287001002002