Sejarah Pemekaran Kabupaten Malinau (1999-2006)

  • Datuk Divan Iqbal Viranda Universitas Mulawarman
  • Muhammad Azmi Universitas Mulawarman
  • Muhamad Sopyan Universitas Mulawarman
Keywords: Expansion, Malinau, Borneo, Bulungan

Abstract

Malinau Regency was originally one of the sub-districts in Bulungan Regency, on October 12, 1999 there was a regional division where Malinau was separated from Bulungan Regency to become its own regency. The purpose of this study was to find out the background of the division and how the development of Malinau District after the division occurred from 1999 to 2006. This type of research is a historical research with a four-stage historical method which includes heuristics, criticism, interpretation, and historiography.
The results showed that the background of the division of Malinau into a district was a decision taken by the Regional Government of Bulungan Regency which at that time was led by Regent R.A. Besing. On the grounds that the area of ​​Bulungan Regency at that time, if not divided, would experience a gap because it had a very large area at that time, it was necessary for him to split this area into 3 regencies, namely Bulungan Regency itself, Malinau Regency, and Nunukan Regency. After the division took place, it certainly had an impact on the people of Malinau, both in terms of economy, education, and health. From the economic aspect itself, it has increased from 2006 to Rp. 554.07 billion. Then in the same year, the education sector also experienced an increase which reached 113 school buildings, as well as for the health aspect it had reached 121 units of health facilities including hospitals, posyandu, and posyandu assistants in 2006

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher).

Arifin, M. Z. (2019). Konsep Dasar Otonomi Daerah Di Indonesia Pasca Reformasi. Researchgate, 1(1), 1–5.

Aryunto, P. (2011). Pengaruh Perkembangan Ekonomi Kota terhadap Struktur Ruang Kota (Studi Kasus Kabupaten Gresik). Jurnal Institut Teknologi Sepuluh November, 1–15.

Asran Jalal, A. J. (n.d.). Kekuasaan Presiden Di Indonesia.

Bachtiar, F. R. (2014). Pemilu Indonesia: kiblat negara demokrasi dari berbagai refresentasi. Jurnal Politik Profetik, 2(1).

Badan Pusat Statistik. (2002). Malinau Dalam Angka 2001. Samarinda : Krama Agung.

Badan Pusat Statistik. (2005). Malinau Dalam Angka 2004. Yogyakarta : Ash Shaff.

Badan Pusat Statistik. (2007). Malinau Dalam Angka 2006. Samarinda : Krama Agung.

Bappeda Tingkat II Kabupaten Bulungan. (1987). Rencana Pengembangan Kawasan Sesayap dan Malinau Di Kalimantan Timur. Bulungan : BAPPEDA.

Hakim, A., Hamidi, W., & Tampubolon, D. (2017). Analisis Dampak Pemekaran Daerah Ditinjau Dari Aspek Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti dari Kabupaten Bengkalis). Riau University.

Hamrin, H., & Tanjung, A. (2020). Politik Hukum Pemekaran Daerah Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. National Journal of Law, 2(1).

Harahap, F. R. (2013). Dampak urbanisasi bagi perkembangan kota di Indonesia. Society, 1(1), 35–45.

Hsb, A. M. (2019). Pelaksanaan Kewenangan Atribusi Pemerintahan Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Huda, N. (2006). Kedudukan Peraturan Daerah Dalam Hierarki Peraturan Perundang-Undangan. Jurnal Hukum Ius Quia IusTum, 13(1), 27–37.

Irwanto, D., & Alian, S. (2014). Metodologi dan historiografi sejarah. Eja_Publisher, Yogyakarta.

Lasabuda, R. (2013). Pembangunan wilayah pesisir dan lautan dalam perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax, 1(2), 92–101.

Marihandono, D. (2016). Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat: Sumber Sejarah dan Permasalahannya. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 1(2), 132–151.

Marliani, W., & Nurhalimah, S. (2020). Dinamika Politik Dalam Perspektif Kepemimpinan Di Indonesia. Jurnal Pendidikan

Politik, Hukum Dan Kewarganegaraan, 10(1).

Moonti, R. M. (2017). Hakikat Otonomi Daerah Dalam Sistem Ketatanegaraan Di Indonesia. Al-Ishlah: Jurnal Ilmiah Hukum, 20(2), 26–37.

Muqoyyidin, A. W. (2016). Pemekaran wilayah dan otonomi daerah pasca reformasi di Indonesia: Konsep, Fakta Empiris dan rekomendasi ke Depan. Jurnal Konstitusi, 10(2), 287–310.

Musa, M. I. (2015). Dampak pengaruh globalisasi bagi kehidupan bangsa Indonesia. Jurnal Pesona Dasar, 3(3).

Nasional, B. P. P. (2008). Studi Evaluasi Dampak Pemekaran Daerah. Jakarta: UNDP.

PERMANA, Y. S. (2012). Pengaruh Perubahan Status Kota Terhadap Perkembangan Kota Tasikmalaya. Universitas Gadjah Mada.

Ramdhani, H. (2019). Realitas Elit Politik Lokal dan Persepsi Masyarakat dalam Proses Pemekaran Daerah. JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA), 7(2), 219– 226.

Ratnawati, T. (2010). Satu dasa warsa pemekaran daerah Era reformasi: Kegagalan otonomi daerah. Jurnal Ilmu Politik, 21, 122–235.

Republik Indonesia. (2019). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang. Lembaran Negara Rebuplik Indonesia Tahun 1999 Nomor 175 : Jakarta.

Risal, M. (2017). Kearifan Lokal Dalam Pembentukan Daerah Otonomi Baru Di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus: Kearifan Lokal Di Daerah Apau Kayan Kabupaten Malinau). Jurnal Administrative Reform (JAR), 4(2), 106–126.

Ristanti, Y. D., & Handoyo, E. (2017). Undang-undang otonomi daerah dan pembangunan ekonomi daerah. Jurnal RAK (Riset Akuntansi Keuangan), 2(1), 115–122.

Setiawan, M. B., & Hakim, A. (2013). Indeks pembangunan manusia Indonesia. Jurnal Economia, 9(1), 18–26.

Sudrajat, A. S. (2010). Konsep dan Mekanisme Pengawasan Terhadap Peraturan Daerah Dihubungkan Dengan Hakikat Otonomi Daerah. Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu Dan Praktek Administrasi, 7(3), 1.

Suharjono, M. (2014). Pembentukan Peraturan Daerah Yang Responsif Dalam Mendukung Otonomi Daerah. DiH: Jurnal Ilmu Hukum, 10(19).

Sukwika, T. (2018). Peran pembangunan infrastruktur terhadap ketimpangan ekonomi antarwilayah di Indonesia. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 6(2), 115–130.

Sumarlis, S. (2018). Kajian Tujuan Pemekaran Desa Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 (Studi Kasus: desa Kampung Baru Koto Kecamatan Inuman). JURNAL PERENCANAAN, SAINS DAN TEKNOLOGI (JUPERSATEK), 1(1), 119–132.

SURYANSYAH, M. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kota Banjarbaru. JIEP: Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Pembangunan, 1(2).

Suwitri, S. (2004). Pelayanan publik dan kebijakan Otonomi Daerah di Indonesia. Jurnal Dialogue Jurnal Ilmu Administrasi Dan Kebijakan Publik (JIAKP), 1(1).

WEISHAGUNA, W., & SAODIH, E. (2007). Morfologi Sebagai Pendekatan Memahami Kota. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota UNISBA, 7(2), 56– 67.

Widyantari, E. (2012). Perkembangan fisik kota Madiun tahun 1998-2008. Universitas Gadjah Mada.

Yustisia, T. V. (2015). Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Perubahannya. VisiMedia.

Zarkasi, A. (2010). Pembentukan Peraturan Daerah Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan. INOVATIF| Jurnal Ilmu Hukum, 2(4).

Published
2022-01-31
How to Cite
Viranda, D. D. I., Azmi, M., & Sopyan, M. (2022). Sejarah Pemekaran Kabupaten Malinau (1999-2006). Langgong: Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(2), 106-116. https://doi.org/10.30872/langgong.v1i2.1423
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>