Penerapan mitigasi bencana banjir di Samarinda berbasis sekolah

Implementation of school-based flood disaster mitigation in Samarinda

Abstract

Peneliti bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penerapan mitigasi bencana ditengah masyarakat melalui pembelajaran dan sosialisasi mitigasi yang di dapatkan di bangku persekolahan. Penelitian ini adalah penelitian Deskriftif dengan pendekatan kualitatif menggunakan instrumen. Populasi penelitian ini adalah 20 orang siswa-siswi sekolah yang berbeda di Samarinda. Dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner dan menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan kriteria tertentu dan angket dengan sampel yang dipilih adalah keseluruhan populasi sebanyak 20 orang Siswa. Penelitian ini menggunakan rumusan masalah: Peneliti bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penerapan mitigasi bencana ditengah masyarakat melalui pembelajaran dan sosialisasi mitigasi yang di dapatkan di bangku persekolahan serta respon terhadap bencana. Banjir merupakan salah satu bencana alam yang datang dan tidak dapat dicegah. Karena itu perlu diupayakan pengendalian, penanggulangiannya serta dikurangi dampak kerugian yang diakibatkannya. Upaya-upaya tersebut dikenal dengan mitigasi. Banjir yang terbesar sering terjadi di beberapa kota Samarinda diantaranya kawasan Sempaja, Jl Pramuka, Jl DI Panjaitan, Temindung, Vorvo, Jl Lambung Mangkurat, Jl Awang Long, Air Hitam, Air Putih (Karang Asam Kecil), dan kawasan Karang Asam Besar. Kondisi sungai yang semakin sempit, tumpukan sampah, terjadi penumpukkan lumpur-lumpur kering bekas banjir fenomena yang dapat ditemukan di kota Samarinda. Kondisi tersebut memerlukan perhatian oleh pihak pemerintah dan keterlibatan warga masyarakat dan juga sekolah. Penerapan mitigasi banjir disekolah memiliki peran yang sangat penting diakibatkan masyarakat tinggal di tempat rawan bencana banjir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara garis besar masyarakat belum mengetahui bagaimana seharusnya upaya mitigasi bencana apabila terjadi banjir yang ditunjukkan dengan pola perilaku yang kurang peduli dan tidak memahami secara benar.