Analysis of the Form and Function of Belian Sentiyu's Speech in the Muara Begai Community of West Kutai Regency

  • Syaiful Arifin Mulawarman University
  • Tri Indrahastuti Mulawarman University
  • Fitriana Fitriana Mulawarman University
Keywords: Sentiyu Belian Speech, Form, Function

Abstract

 Belian sentiyu is a traditional ceremony performed by the Dayak Benuaq people in Muara Begai village, West Kutai Regency, East Kalimantan. The ceremony is related to the belief system and religion adopted by the local community and relates to requests for help to the spirits of spirits around them as well as ancestral spirits and the upper rulers (lahtala) and also the lower rulers (uwokng). This research focuses on the form and function of Belian Sentiyu's speech in the Muara Begai community. The purpose of this research was to describe the form and function of Belian Sentiyu's speech in the Muara Begai community. The research method used is descriptive qualitative research method. The data collection techniques used were observation, interview, recording, documentation, transcription, recording and summarizing, and translation techniques. The data analysis technique used is the analysis technique of Lexy J. Moleong, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results obtained from the form of speech in the form of spell characteristics, namely: (a) a series of rhyming words, (b) verbal, magical or magical, (c) espheric (a special language between the speaker and the interlocutor) and mysterious, ( d) use words that are less commonly used in everyday life. The functions of Belian Sentiyu's speech are: (a) as a means of validating cultural institutions and institutions, (b) as a means of educating children, (c) as a means of coercion and control so that the norms of society will always be obeyed by its collective members.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Ananda, Refisa. Kajian Fungsi Sastra Lisan Kaba Uran Tanjuang Karang Pada Pertunjukan Dendang Pauah. Jurnal Ilmiah Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, 103-104.

Andalas, E. F., dan Sulistyorini. 2017. Sastra Lisan. Malang: Madani.

Anton dan Marwati. (2015). Ungkapan Tradisional Dalam Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Bajo di Pulau Balu Kabupaten Muna Barat. Jurnal Humanika, Vol 3 Nomor 15, 4.

Ardiansyah, Irna Gayatri. 2012. Tradisi Lisan, Sastra Lisan, dan Folklor. Jakarta:.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Danandjaya, James. 1997. Folklor Indonesia: Ilmu gosip, Dongeng dan Lain-lain. Jakarta: Balai Pustaka.

Emzir dan Saifur. 2016. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: Rajawali Pers. Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gramedia.

Hamidin, Muhammad. (2016). Bentuk, Fungsi, dan Makna Mantra Ritual Upacara Kasambu Masyarakat Muna Di Kecamatan Katobu Kabupaten Muna. Jurnal Bahasa dan Sastra, Vol 1 Nomor 2. 4-9.

Hestiyana. (2017). Fungsi Sastra Lisan Banjar Tatangar. Balai Bahasa Kalimantan Selatan. Vol 5, 169-170.

Hutomo, Suripan. Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan. Surabaya: Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia.

_______. 1991. Tradisi Lisan dan Folklor.Jakarta. Gramedia Koenjaradiningrat.

Irawati, Eli. 2014. “Makna Simbolik Pertunjukan Kelentangan Dalam Upacara Belian Sentiu Suku Dayak Benuaq Desa Tanjung Isuy, Kutai Barat, Kalimantan Timur” Jurnal Kajian Seni. Vol 01 (hlm. 61-69). Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Mastikah, Arifin. Syaiful, Pudawari. (2017). Analisis Tawar Dari Suku Kutai Di Desa Muara Kedang Kecamatan Bongan Kabupaten Kutai Barat Ditinjau Dari Bentuk Mantra. Jurnal Ilmu Budaya. Vol 1 Nomor 1. 37-38.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nadra dan Reniwati. 2009. Dialektologi Teori dan Metode. Yogyakarta: Elmatera Publishing.

Pradopo, Djoko Rahmad. 2003. “Penelitian Sastra dengan Pendekatan Semiotik” dalam buku Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: IKIP Muhammadiyah Yogyakarta.

Raco, J.R. 2010. Metode penelitian kulaitatif. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Raodah. (2018). Analisis Linguistik Antropologi Pada Tuturan Mantra Canninrara Bagi Komunitas Makassar Di Desa Bontomanai, Kabupaten Maros. (Disertasi Doktoral, Universitas Hasanuddin, 2018) Diaksesdarihttp://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalC ollection.

Ratna, Nyoman. Kutha . 2005. Sastra dan Cultural Studies, representasi.

___________________. 2012. Penelitian Sastra: Teori, Metode, dan Teknik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sande,dkk. 1998. Struktur Sastra Lisan Wolio. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen.

Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa Bandung.


Soamole. Martia, Mursalim, Rokhmansyah. Alfian. (2018). Analisis Tuturan Tarian Bambu Gila Di Maluku Tengah Ditinjau Dari Bentuk Dan Fungsi. Jurnal Ilmu Budaya, Vol 2 Nomor 2, 5.

Sukatmadinata, Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sulistyorini, Dwi dan Eggy. 2017. Sastra Lisan Kajian Teori dan Penerapannya dalam Penelitian. Malang: Madani.

Suyitno, 2018. Metode penelitian kualitatif: konsep, prinsip, dan operasionalnya. Tulungagung: Akademia Pustaka.

Taum, Yoseph Yapi. (2011). Studi Sastra Lisan Sejarah, Teori, Metode dan Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Lamalera.

Widya, Wendi. 2018. Bedah Puisi Lama. Klaten: PT. Intan Pariwara.
Published
2021-11-30
How to Cite
Arifin, S., Indrahastuti, T., & Fitriana, F. (2021). Analysis of the Form and Function of Belian Sentiyu’s Speech in the Muara Begai Community of West Kutai Regency. Educational Studies: Conference Series, 1(1). https://doi.org/10.30872/escs.v1i1.864
Section
Articles