Amarthapura: Historical Studies Journal https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/amt <p><strong>Amarthapura: Historical Studies Journal</strong> published by the Department of History Education, the Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Mulawarman, which is published twice a year in June and December. It contains articles of research or study of literature in History Education. Articles are written in Indonesia or English.</p> <p>For the author interested in submitting the manuscript, kindly ­<strong>register</strong> yourself. The author guidelines can be viewed it <strong><a href="http://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/amt/about/submissions">here</a></strong>, and the manuscript template can be downloaded <strong><a href="https://docs.google.com/document/d/1kxKHwwLdEQu3MolpZaJ7dcNHBwbuqDkB/edit?usp=sharing&amp;ouid=101610182479967310962&amp;rtpof=true&amp;sd=true" target="_blank" rel="noopener">here</a>. </strong>Already have a Username/Password for <strong>Amarthapura: Historical Studies Journal</strong>? Go to the <strong><a href="/index.php/amt/login">login page</a>,&nbsp;</strong>or you can go to the <strong><a href="/index.php/amt/user/register">Signup page</a></strong> if you did not register yet.</p> History Education Department, Universitas Mulawarman en-US Amarthapura: Historical Studies Journal 2962-5335 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Stasi St. Antonius Padua Makassang Kecamatan Gunung Tabur Tahun 2006 - 2022 https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/amt/article/view/3348 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) sejarah berdirinya Gereja Katolik Stasi St. Antonius Padua MakassangKecamatanGunungTabur tahun 2006-2022; 2) manfaat berdirinya Gereja Katolik Stasi St. Antonius Padua MakassangKecamatanGunungTabur Tahun 2006-2022. Metode yang digunakan pada penelitian iniyaitumetodesejarah dan teknikpengumpulan data yang digunakanadalahHeuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi.Hasil penelitian ini adalah: 1) Gereja Katolik Stasi St. Antonius Padua MakassangKecamatanGunungTabur Tahun 2006-2022 didirikan pada tahun 2006 oleh tujuhkepalakeluarga yang disahkan oleh Pastor Anselmu Hans Dahua, darikongregasiMisionaris Hati Kudus (MSC). ; 2) manfaat berdirinya Gereja Katolik Stasi St. Antonius Padua MakassangKecamatanGunungTabur Tahun 2006-2022 ialah umat mengalami perubahan kebiasaan yang awalnya beribadah di Gereja Kristen Protestan karena tidak ada Gereja Katolik, sudah bisa beribadah langsung di Gereja Katolik.</p> Fidelia Febiola Saranga Norhidayat Norhidayat Michael Silvester Mitchel Vinco Copyright (c) 2024 Fidelia Febiola Saranga https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-06-09 2024-06-09 3 1 10.30872/amt.v3i1.3348 Tinggalan Budaya Masyarakat di Kampung Nelayan Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 1950-1990 https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/amt/article/view/3346 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana sejarah dari warisan tinggalan&nbsp;budaya yang ada di Kampung Nelayan Muara Pantuan. Penelitian ini mencangkup mengenai apa&nbsp;saja&nbsp;tinggalan&nbsp;budaya&nbsp;baik&nbsp;benda&nbsp;maupun&nbsp;tak&nbsp;benda,&nbsp;bagaimana&nbsp;sejarahnya&nbsp;serta&nbsp;perkembangan&nbsp;yang&nbsp;dialami&nbsp;oleh&nbsp;tinggalan&nbsp;budaya&nbsp;yang&nbsp;ada&nbsp;di&nbsp;Kampung&nbsp;Nelayan&nbsp;Muara&nbsp;Pantuan.&nbsp;Dengan&nbsp;menggunakan&nbsp;pendekatan&nbsp;dokumentasi&nbsp;dan&nbsp;wawancara.&nbsp;Peneliti&nbsp;merekonstruksi sejarah dari tinggalan budaya di Muara Pantuan dengan menggunakan metode&nbsp;penelitian sejarah. Fokus penelitian akan membahas mengenai apa saja tinggalan budaya yang&nbsp;ada&nbsp;dan&nbsp;bagaimana&nbsp;sejarahnya&nbsp;serta&nbsp;perkembangan&nbsp;dari&nbsp;adanya&nbsp;budaya&nbsp;tersebut.&nbsp;Hasil&nbsp;penelitian menujukan bahwa ada beberapa tinggalan budaya yang&nbsp;lahir dari nenek moyang&nbsp;orang-orang&nbsp;Muara&nbsp;Pantuan.&nbsp;Seperti&nbsp;piring&nbsp;tua&nbsp;yang&nbsp;banyak&nbsp;digunakan&nbsp;sebagai&nbsp;wadah&nbsp;makanan untuk acara-acara sakral, rumah kelambu kuning sebagai tempat tinggal dari syekh&nbsp;Alam&nbsp;yang&nbsp;diyakini&nbsp;sebagai&nbsp;orang&nbsp;suci,&nbsp;tradisi&nbsp;<em>Mappenno-penno</em><em>&nbsp;</em>yang merupakan kegiatan melarungkan makanan di sungai hingga Selamatan Kampung yang merupakan perayaan besar</p> <p>satu tahun sekali sebagai bentuk permohonan doa untuk kesejahteraan kampung. Namun dari&nbsp;tahun ke tahun partisipasi dari kegiatan tradisi yang dilakukan justru mengalami penurunan&nbsp;akibat&nbsp;banyaknya&nbsp;gelombang&nbsp;migrasi&nbsp;yang&nbsp;datang&nbsp;ke&nbsp;Muara&nbsp;Pantuan.&nbsp;Tinggalan&nbsp;budaya&nbsp;di&nbsp;Muara&nbsp;Pantuan&nbsp;masih&nbsp;dapat&nbsp;dilihat&nbsp;dan&nbsp;dikunjungi&nbsp;hingga&nbsp;saat&nbsp;ini.</p> Rizki Eka Oktavianengrum Jamil Jamil Sainal A Copyright (c) 2024 Rizki Eka Oktavianengrum https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-06-09 2024-06-09 3 1 10.30872/amt.v3i1.3346 Dinamika Pers Pasca Reformasi di Kota Samarinda: Sebuah Kajian Historis Tahun 1998-2003 https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/amt/article/view/3429 <p><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Pers menurut UU Nomor 40 Tahun 1999 yaitu lembaga sosial yang menyelenggarakan kegiatan jurnalistik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan informasi, pers sebagai media komunikasi cetak maupun elektronik. Penelitian ini difokuskan pada kondisi pers Pasca Reformasi di Kota Samarinda tahun 1998-2003. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara mendalam dan studi kepustakaan dari beberapa buku dan jurnal yang relevan. Dinamika pers umum melalui perjalanan yang cukup panjang, dimulai dari zaman Orla dan Orba yang dapat dikatakan kebebasan pers cukup sulit didapat, hingga munculnya kebebasan pers masa pemerintahan BJ Habibie dengan disahkannya UU Nomor 40 Tahun 1999. Pers di Kota Samarinda tahun 1998-2003 ditandai dengan banyaknya bermunculan media lokal, surat kabar, bahkan organisasi-organisasi yang jumlahnya lebih dari 100, hal ini tidak dapat terlepas dari adanya kebijakan kebebasan pers di Indonesia masa Pasca Reformasi.</span></span></em></p> Olfia Ananova Muhamad Sopyan Jamil Jamil Copyright (c) 2024 olfia ananova https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-06-09 2024-06-09 3 1 10.30872/amt.v3i1.3429 Runtuhnya Kejayaan Kesultanan Turki Utsmani Menurut Teori Filsafat Sejarah Malik Bennabi https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/amt/article/view/3553 <p><em>The second peak of Muslim glory occurred during the reign of three great empires: the Ottoman, Safavid and Mughal Sultanates in India (Muhammad, 2015). During the reign of Murad I (3rd Ottoman Sultan) 761 AH/359 AD-789 AH/1389 AD, in 2018 he further expanded his territory to the European continent and strengthened internal security. At that time the Ottoman Turks were a nation that dynamic and has extensive knowledge supported by the Sultanate which has a strong army to expand its territory. The greatest success was that the Ottoman Turks managed to occupy the most strategic area, namely Constantinople, which was a strategic area for trade at that time which was located on land between the continents of Asia and Europe. This article aims to examine the cycle of collapse of the Ottoman Empire according to Malik Bennabi's philosophical theory of history. The method used by the author in this article is the historical research method. The historical method used in this article consists of four stages, namely heuristics, verification, interpretation and writing. The results of this research can be concluded that the factors causing the collapse of the Ottoman Turks are in line with Malik Bennabi's theory of civilization which states that the Islamic Ummah experienced modeling because it did not always renew its civilization. At that time, Ottoman Türkiye was satisfied with its glory and was seen as an Empire that was feared by the nation. The reforms that the Sultan wanted to carry out in the military sector at that time were rejected by the imperial army. Thoughts that were not developed and tended to be primitive and satisfied with the achievements that had been achieved were what brought weakness to various aspects of the Ottoman Empire.</em></p> Resty Apriliani Muhammad Azmi Aulia Rahuma Copyright (c) 2024 Resty Apriliani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-06-09 2024-06-09 3 1 10.30872/amt.v3i1.3553 Perspektif Epistemologis Dalam Interpretasi Sejarah https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/amt/article/view/3575 <p>Pengetahuan dalam sejarah merupakan aspek yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti nilai budaya, perspektif politik, dan kepentingan ideologis. Perspektif epistemologis memainkan peran penting dalam memahami dan menginterpretasikan sejarah dengan membahas proses dan cara memperoleh pengetahuan sejarah. Melalui analisis berbagai aliran epistemologi, seperti Realisme, Idealisme, Empirisisme, Rasionalisme, Kritisisme, Epistemologi Islam, dan lainnya, interpretasi sejarah menjadi lebih luas dan dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Epistemologi tidak hanya membahas bagaimana pengetahuan diperoleh, tetapi juga menyoroti hakikat dan nilai ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan demikian, pemahaman kita tentang sejarah dapat diperkaya dan diperluas melalui pendekatan epistemologis yang mendalam.</p> <p>&nbsp;</p> Jerry Ramadani Siti Marfuah Rizal Izmi Kusumawijaya Copyright (c) 2024 Jerry Jerry Ramadani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-06-09 2024-06-09 3 1 10.30872/amt.v3i1.3575 Peran Manusia Dalam Sejarah Menurut Pandangan Dan Teori Ali Syariati https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/amt/article/view/3585 <p><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Ali syari'ati, seorang cendekiawan muslim iran terkemuka, menawarkan presektif unik dan kritis tentang peran manusia dalam sejrah. Dia mengemukakan teori filsafat sejarah yang komprehensif yang menekankan peran aktif manusia dalam membentuk sejarah. Teorinya didasarkan pada beberapa pilar utama yaitu: penciptjaan dan kebebasan manusia : manusia bukan hanya korban atau penonton pasif dalam sejarah, melainkan agen aktif yang memiliki kemampuan untuk membentuk dan mengubah sejarah. Kemampuan ini berasal dari kebebasan dan kreativitas yang dianugrahkan Tuhan kepada manusia. Sejarah sebagai arena perjuangan : sejarah bukan hanya catatan peristiwa melainkan arena perjuangan antara kekuatan berpikir,eksploitasi, dan ketidakadilan, sedangkan disislain terdapat </span></span></em><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">kekuatan kedamaian, keadilan, dan kesetaraan. Manusia memiliki tanggung jawab moral untuk terlibat dalam perjuangan ini untuk mencapai masyarakat yang lebih baik. </span></span></em> <strong><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Peran Agama:</span></span></em></strong><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> Agama, menurut Syari'ati, dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi manusia dalam perjuangan mereka untuk keadilan dan pengampunan. Dia mengkritik interpretasi agama yang statis dan dogmatis, dan menekankan peran agama dalam mendorong perubahan sosial yang positif. </span></span></em> <strong><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Penggerak Perubahan Melalui Dialektika:</span></span></em></strong><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> Syari'ati melihat sejarah sebagai proses dialektis, di mana konflik dan konflik mendorong perubahan. Melalui proses ini, manusia dapat mencapai kemajuan dan mewujudkan potensi penuh mereka. </span></span><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Iman dan Aksi yang Saling Menguatkan </span></span></strong><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">:</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> Bagi Syari'ati, iman dan perjuangan berjalan seiring. Iman memberikan kekuatan dan tekad bagi manusia untuk memperjuangkan keadilan, dan perjuangan itu sendiri memperkuat iman mereka. Iman tanpa aksi adalah sia-sia, dan aksi tanpa iman adalah buta arah. </span></span></em> <em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Teori Syari'ati tentang peran manusia dalam sejarah telah menerima berbagai kritik, termasuk kekurangan dasar empiris, keterbatasan yang berlebihan, dan potensi yang dibahas. Terlepas dari kritik tersebut, teorinya menawarkan perspektif yang unik dan inspiratif. </span></span></em> <em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Dia menekankan tanggung jawab manusia untuk terlibat aktif dalam membentuk sejarah mereka sendiri dan memperjuangkan masyarakat yang lebih adil dan manusiawi.</span></span></em></p> Herlina Mbara Fathimah Dayaning Pertiwi Aulia Rahuma Copyright (c) 2024 Herlina Mbara https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-06-16 2024-06-16 3 1 10.30872/amt.v3i1.3585