Main Article Content

Abstract

Bandara Internasional Juanda merupakan bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang tiap tahun jumlah penumpangnya mengalami peningkatan. Begitu juga dari sisi pergerakan pesawat juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Yang dimaksud pergerakan pesawat adalah total pesawat yang mendarat dan yang lepas landas di runway. Menurut Operation Junior Manager Perum LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia), kapasitas maksimal runway Bandara Juanda adalah 28 pergerakan peasawat take off/landing per jam. Namun yang terjadi belakangan dapat mencapai 34 pergerakan pesawat per jam. Penelitian ini dimaksudkan bagaimana menentukan kapasitas runway sebagai batas maksimum banyaknya pergerakan pesawat di runway dalam tiap jamnya dengan menggunakan petri net dan aljabar max-plus sebagai alat pemodelannya. Dalam mengerjakan penelitian ini, dibuat model petri net dari alur pergerakan pesawat yang dimulai dari saat pesawat bergerak menuju exit taxiway kemudian menuju ke runway dan selanjutnya meninggalkan bandara (take off) dan proses landing dimulai dari posisi pesawat di approach (siap landing), dan selanjutnya bergerak menuju ke runway. Kemudian membuat model aljabar max-plus dari model petri net dan terakhir menganalisis sifat keperiodikan sistem tersebut. Dari hasil simulasi model aljabar max-plus diperoleh bahwa dalam 60 menit pertama, sebanyak 15 pesawat yang take off dan 15 pesawat yang landing, artinya kapasitas runway Bandara Internasional Juanda adalah 30 pesawat (take off/landing) dalam tiap jamnya.

Keywords

Aljabar Max-Plus Kapasitas Runway Petri Net

Article Details

How to Cite
Fendiyanto, P. (2019). Menghitung Kapasitas Runway Menggunakan Petri Net Dan Aljabar Max-Plus. Primatika : Jurnal Pendidikan Matematika, 8(2), 101-110. https://doi.org/10.30872/primatika.v8i2.145

References

  1. Angkasa Pura Airport. (2015). Aeodrome Manual. Surabaya: PT Angkasa pura I (Persero) Bandara Internasional Juanda.
  2. Cassandras, C.G. (1993). Discrete Event Systems: Modeling and Performance Analysis. Aksen Associates Incorporated Publishers. Boston.
  3. Heidergott, B., Olsder, G.J., & Woude, J.V. (2006). Max Plus at Work, Modeling and analysis of Synchronized System: A Course on Max-Plus Algebra and Its Applications. United Kingdom: Princetton University Press.
  4. Moody, John O dan Antsaklis, P. J. (1998). Supervisory Control of Discrete Event Systems Using Petri Nets. Notre Dame: University of Notre Dame.
  5. Panguriseng, Zadly A. (2010). Penentuan Jumlah Exit Taxiway Berdasarkan Variasi Jenis Pesawat dan Kerapatan Jadwal Penerbangan pada Bandara Internasional Juanda. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
  6. Subiono. (2015). Aljabar Min-Max plus dan Terapannya. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
  7. Utomo, Tri. (2015). Struktur Hierarkis Jalur Kereta Api Semi Double Track Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
  8. Zhou, M.C dan Hruz, B. (2007). Modeling and Control of Discrete-Event Dynamic System with Petri Nets and Other Tool. Springer Publisher. London.